Bagaimana Pembagian Karakteristik Sifat Jasa Dalam Pemasaran

Karakteristik Sifat Jasa

Melihat begitu banyak definisi jasa yang diberikan oleh para ahli, maka terdapat beberapa karakteristik utama jasa atau service. Farida Jasfar (2005:19) menyebutkan bahwa terdapat empat karakteristik utama jasa atau service, yaitu :
1.   Sifat jasa yang tidak dapat dilihat (intangibility)
Bila barang dapat dimiliki maka jasa -  jasa dapat dikonsumsi, tetapi tidak dapat dimiliki. Meskipun sebagian besar jasa dapat berkaitan dan didukung oleh produk fisik, misalnya mobil dalam jasa transportasi, esensi dari apa yang dibeli pelanggan adalah performance yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya.
 Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli, sehingga untuk mengurangi ketidakpastian, para pelanggan memperhatikan tanda - tanda atau bukti kualitas jasa tersebut.
Karakteristik dari jasa yang bersifat intangible :
a.   Jasa tidak dapat disimpan.
a.       Jasa tidak dapat dilindungi dengan hak paten.
b.      Perusahaan tidak dapat dengan mudah dan cepat mempertunjukan atau mengkomunikasikan suatu jasa.
c.       Harga sukar ditetapkan.
d.      Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan atau dipahami secara rohaniah.
Konsep intangibility dapat pula dibedakan menjadi menjadi tiga dimensi, Laroche, Bergeron & Goutaland (2001) :
·         Physical intangibility (tingkat materialitas produk atau jasa tertentu)
·    Mental intangibility (tingkat kesulitan dalm mendefinisikan, memformulasikan, atau memahami produk atau jasa tertentu secara jelas dan akurat)
·      Generality (seberapa general atau spesifik seorang konsumen mempersepsikan produk tertentu)
2.      Keterlibatan konsumen di dalam proses jasa (inseparability)
Barang biasanya diproduksi terlebih dahulu, kemudian baru dijual, baru dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Dalam proses produksi jasa, mulai dari saaat kehadiran konsumen sampai dengan selesainya proses tersebut, konsumen terlibat secara terus menerus. Dalam proses jasa tersebut sangat mempengaruhi nilai persepsi konsumen terhadap kualitas jasa yang dijual. Banyak hal – hal yang berkaitan dengan karakteristik tidak terpisahkannya antara proses produksi jasa dan konsumsinya (inseparability).
Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil (outcome) dari jasa bersangkutan. Dalam hubungan antara penyedia jasa  dan pelanggan ini, efektivitas individu yang menyediakan jasa (contact-personnel) merupakan unsur kritis, Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra (2005:26) 
Beberapa karakteristik di bawah ini merupakan karakteristik yang timbul karena sifat jasa yang inseparability, yaitu :
·         Kegiatan pemasaran dan produksi sangat interaktif.
·         Terlibatnya konsumen secara aktif.
·         Sangat sukar melakukan produksi massal, karena jasa sangat bersifat individual (customization) sehingga sangat sulit melakukan standarisasi.
·         Pengendalian kualitas jasa sulit dilakukan, karena tidak bisa diproduksi sebelumnya.
3.      Sifat jasa yang mudah rusak (perishability)
Perishability berarti jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan untuk pemakaian ulang di waktu datang, dijual kembali, atau dikembalikan (Edgett & Parkinson, 1993; Zeithaml & Bitner, 2003).
Dalam hal manajemen permintaan jasa, Stanton, Etzel & Walker (1991) mengidentifikasi adanya pengecualian dalam karakteristik perishability dan penyimpanan jasa. Dalam situasi – situasi tertentu, jasa bisa disimpan, misalnya dalam bentuk pemesanan atau reservasi dan penundaan penyampaian jasa (misalnya, jasa asuransi). Menurut Vargo & Lusch (2004), jasa bisa disimpan dalam sistem, gedung, mesin, pengetahuan, dan sumber daya manusia (SDM). Dengan demikian bentuk penyimpanan jasa bisa beraneka ragam.   
4.      Sifat jasa – jasa yang berbeda – beda (variability)
   Jasa bersifat sangat berbeda karena pada umumnya jasa merupakan nonstandardized output, artinya banyak veriasi kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut dihasilkan. Pada industri jasa yang bersifat berbasiskan orang – orang (people-based), komponen manusia yang terlibat jauh lebih banyak daripada jasa yang bersifat berbasiskan peralatan (equipment - based).
 Menurut Bovee, Houston dan Thill (1995), ada tiga faktor yang menyebabkan keanekaragaman kualitas jasa, yaitu :
·        Kerja sama atau partisipasi konsumen selama penyampaian jasa.
·       Moral atau motivasi karyawan dalam melayani konsumen.
·      Beban kerja perusahaan yang terlalu besar, sehingga kondisi personel akan mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan.
     Tantangan besar yang dihadapi adalah bahwa para pembeli jasa sangat peduli terhadap variabilitas yang tinggi ini dan karenanya seringkali meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan atau memilih penyedia jasa spesifik. Konsistensi layanan yang diterima pada setiap kesempatan berbeda juga akan berdampak pada persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa secara keseluruhan.
   Meskipun sukar untuk dapat memisahkan pengertian kegiatan – kegiatan nonjasa, sangat penting diketahui penggolongan – penggolongan jasa berdasarkan beberapa kriteria dan sifat – sifat kegiatan jasa tersebut. Penggolongan jasa akan membantu memahami bisnis – bisnis jasa yang beraneka ragam dan komponen yang sangat berperan dalam penawaran jasa yang bersangkutan.

Karakteristik Jasa Hotel

Dalam jurnal Characteristics and performance of hotels and motor hotels Gaston Lévesque and Don Little (2000) disebutkan bahwa hotel memiliki karakteristik :
1. Memiliki Guest Unit (Jumlah Tamu yang berkunjung)
2. Occupancy (Kepemilikan)
3. Number Of Employee (Jumlah karyawan)
4. Memperoleh Revenue (Pendapatan) dari :
a.  Akomodasi hotel
b. Daily Room rate (harga kamar)
5. Konsumen terdiri dari :
a.  Personal
b. Bussiness
c.  Government
d.   International
6. Letak / Lokasi :
a.  Pusat (Central)
b. Pinggir kota (Suburban)
c.  Dekat dengan jalan raya / utama (highway)
d.   Bandara (Airport)
e.  Pedesaan (Rural)
7. Orientasi pasar :
a.  Ekonomi
b. Ekonomi menengah
c.   Menengah atas
d.  Luxury (Kalangan atas)
8. Menawarkan :
a.  Restauran
b. Bar / Lounge
c.  Meeting facilities (ruang rapat)
d.  Akses ke Reservation system
e.  Package vacation (paket liburan)
Dwi Suhartanto (2001:42) menjelaskan bahwa karakteristik jasa hotel merupakan High Contact Service, yaitu jasa yang membutuhkan interaksi yang signifikan antara pelanggan, petugas, serta peralatan dan fasilitas jasa.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

1 Komentar untuk "Bagaimana Pembagian Karakteristik Sifat Jasa Dalam Pemasaran"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel